Anatomi Ketahanan Nasional: Membangun Kohesi Sosial Melalui Pembiasaan Shalat Jama’ah di Keluarga

Abstract

Terciptanya dinamika pergaulan dan kehidupan bermasyarakat yang harmonis berawal dari solidaritas sosial. Jika seseorang memiliki group-feeling di dalam dirinya, maka individu tersebut akan menjadi pemain utama menciptakan kebaikan bagi masyarakatnya. Kehidupan sosial yang tidak terkotak-kotak dapat dilihat sebagai potensi untuk terciptanya kerukunan antar golongan masyarakat, termasuk antar agama. Oleh karena itu, perlu diciptakan arena interaksi yang dapat menjembatani perbedaan sosial, seperti shalat jama’ah dalam agama Islam baik di masjid maupun di keluarga.
Pembiasaan shalat jam’ah yang diajarkan oleh keluarga yang berkualitas akan menumbuhkan bibit-bibit solidaritas sosial di dalam jiwa tiap individu. Pemandangan shalat berjama’ah ini secara praktis-pragmatis menjadi media kohesi sosial yang paling efektif. Dalam shalat, memungkinkan antar sesama muslim saling bertemu, bertegur sapa, dan silaturrahmi.
Jika dimensi sosial shalat jama’ah ini telah tertanam di dalam benak masing-masing individu, jalinan silaturahmi akan kokoh, dan mulai tertanam jiwa yang peka terhadap nasib sesama manusia. Masing-masing individu akan mengabaikan status sosial dan perbedaan ras dan golongan. Urgensi ideal yang terkandung dalam konsep kebangsaan adalah menghapus fanatisme etnis, suku, dan mengikis faham rasialis di antara manusia. Dengan nilai sosial yang mulai tertanam, maka solidaritas sosial sesama anak bangsa akan terwujud. Jiwa dan semangat kebangsaan mempersatukan masyarakat menjadi suatu komunitas yang menekankan kerja sama seerat mungkin dari masing-masing warganya. Dengan pertimbangan tersebut, jika setiap individu dapat menyerap nilai keharmonisan dan memiliki solidaritas sosial sebagai dampak dari shalat jama’ah, maka implikasi nilai-nilai ajaran agama sudah dihayati dengan baik. Di sinilah letak pentingnya penanaman ajaran agama sebagai salah satu faktor ketahanan nasional yang proses realisasinya dapat diwujudkan melalui shalat jama’ah.